Selasa, 30 Desember 2008

Ah…. Cuma Omong Kosong

Siapa pun pantas untuk bilang seperti diatas, karena dalam perspektif rasionalitas umum, omong kosong adalah sebuah kesia-siaan berbicara.

Jadi ngapain bicara panjang lebar kalau hanya omong kosong belaka?.

Tapi tunggu dulu. Coba kita berfikir kembali, menganalisa dan melihat kondisi lingkungan sosial kita. Keseharian interaksi kita, kondisi masyarakat kita, relasi kekuasaan yang ada, semuanya ternyata dibangun dan dijalankan dengan penuh omong kosong. Kita bisa lihat, bagaimana ribuan pasang mata rakyat dengan serius melotot melihat televisi hanya untuk mendengarkan pidato-pidato penguasa yang penuh dengan omong kosong. Kebijakan pemerintahan dengan segala retorikanya penuh dengan omong kosong, hanya janji-janji belaka. Harapan-harapan kesejahteraan yang selalu dipasokkan kedalam pemikiran rakyat, semuanya hanya omong kosong, hanya cerita panjang untuk menarik simpati rakyat. Janji-janji untuk menciptakan sebuah distribusi kesejahteraan dan keadilan kepada seluruh rakyat, tak lebih dari omong kosong belaka, tak lebih bujukan manis menanti suara rakyat. Lembaran-lembaran peraturan dan Undang-Undang yang dibuat, semuanya penuh dengan omong kosong, karena hanya untuk kepentingan penguasa semata. Semua omong kosong tersebut menjadi sebuah alat bagi penguasa untuk mengokohkan kekuasaan mereka.

Nyata kemudian dapat dilihat, bahwa omong-kosong dapat menjadi sebuah alat yang sangat ampuh untuk digunakan untuk kepentingan apapun. Kalau penguasa mempergunakan segala omong kosong untuk kepentingan kekuasaannya, mengapa kita tidak menggunakan omong kosong ini untuk kepentingan perlawanan rakyat? Tapi itu kembali diri kita masing-masing, apa kita mau menganggap omong kosong ini sebagai sebuah kata-kata yang sarat dengan makna atau tak lebih dari cerita yang membuang-buang waktu. Kalau pendapat yang kedua yang kamu pilih, berarti kamu tidak konsisten karena dari tadi kau membuang-buang waktumu untuk membaca segala omong kosong tulisan ini…… (t451im)

Tidak ada komentar: