Selasa, 30 Desember 2008

Tersenyumlah edelweisku…

Tersenyumlah edelweisku…


Alam tak’kan berkabut selamanya

Selama mentari tetap terbit diufuk timur

Dan rembulan tetap bersinar dalam kebisuan


Jiwa ini selalu ingin teriak

Tapi kata tak kunjung terucap

Dan kata yang terangkai ini

Adalah teriakan bisu yang abadi


Biarkan kabut berlalu

Dalam bisu lembah hijau

Jiwa akan selalu hidup

Tuk temani kau selamanya

Dalam bisu tak bertepi


Tak perlu berkata pada langit

Bahwa bumilah yang selalu menopangnya

Dan tak perlu berkata pada bumi

Bahwa langitlah yang selalu menaunginya


Tiap alur nafas ini

Dalam jiwa yang tersisa

Dalam tepi gelap yang diam

S’lalu untuk dirimu


Edelweisku…

Kaulah nafas dalam nadiku

Jiwa ini tak’kan pernah kososng

S’lalu terangkai kata tuk’ bangun

Jiwa baru yang tumbuh s’lalu

Bersama musim semi yang tiada akhir


Maka tersenyumlah edelweisku

Meski dalam bisu

Meski dalam sepi


01jan00

Tidak ada komentar: